Anggota DPR RI dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Subardi meninjau program padat karya pembangunan jalan cor blok di Padukuhan Pringgolayan, Kalurahan Banguntapan, Bantul, DIY, Minggu (26/6). Ia ingin memastikan kualitas pengerjaan jalan seluas 1.680 m2 itu sesuai perencanaan.
“Saya harus memastikan agar kualitas cor maupun ketebalannya sesuai perencanaan. Jalan ini akan memudahkan masyarakat di Pringgolayan,” kata Subardi didampingi sejumlah warga di lokasi proyek.
Kedatangan Subardi yang biasa disapa Mbah Bardi bukan tanpa alasan. Pembangunan jalan itu merupakan program padat karya dari program aspirasinya bekerja sama dengan Kementerian BUMN.
Melalui bantuan program padat karya, jalan di Pringgolayan juga diperlebar menjadi 2,4 meter. Subardi meyakini perekonomian lokal akan meningkat, mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah, aman dan nyaman.
Sebelumnya, pembangunan jalan sepanjang 1.000 m juga tuntas digarap pada pertengahan bulan Juni dan tersebar di tiga lokasi di Kabupaten Sleman. Ketiga lokasi tersebut berada di Padukuhan Nglengkong Kidul, Tempel, sepanjang 400 m, Padukuhan Nyamplung, sepanjang 300 m, dan Padukuhan Seyegan, Margokaton, berupa cor blok sepanjang 300 m.
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai NasDem itu memang konsen mengawal program padat karya. Subardi memgatakan, banyak jalan di pedalaman maupun akses menuju perkotaan yang rusak, berbatu, dan sebagian belum teraspal. Kondisi itu menghambat aktivitas masyarakat maupun arus keluar masuk kendaraan angkutan barang.
“Semua program ini berasal dari aspirasi masyarakat. Memang saya fokus ke program padat karya karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Saya juga selalu turun langsung untuk memastikan kualitasnya,” kata Ketua DPW Partai NasDem DIY itu.
Pembangunan jalan di Pringgolayan, Bantul sangat dinanti masyarakat. Sebelumnya, area yang merupakan halaman balai kesenian itu merupakan jalan tanah.
Sarnen Wibowo, perwakilan masyarakat Pringgolayan, menceritakan bahwa sempat ada swadaya masyarakat agar akses tersebut bisa dilintasi. Tetapi kondisi yang hanya dibangun seadanya membuat aktivitas masyarakat tidak terbantu. Terlebih saat musim hujan, halaman balai kesenian itu sulit dilintasi. Masyarakat kemudian bermusyawarah dan sepakat mengajukan aspirasi melalui Rumah Aspirasi Subardi di Bantul.
“Awal tahun 2022 kami menyampaikan aspirasi. Lalu tim dari Mbah Bardi datang untuk survei. Sekarang udah bagus, sudah dicor,” kata Sarnen.
Sarmen menjelaskan bahwa masyarakat Pringgolayan menyambut baik realisasi program padat karya Subardi sesuai yang mereka ajukan. Masyarakat sengaja mengajukan pembangunan jalan cor agar bisa digunakan untuk berbagai kegiatan sosial dan kesenian.
“Kita memang minta pakai cor, bukan aspal agar bisa dipakai kegiatan seperti kawinan. Rencananya juga mau dipakai tempat pagelaran budaya dan kesenian. Masyarakat senang. Tadi banyak yang datang ketemu Mbah Bardi langsung,” jelas Sarnen. (NK).