“Tidak ada waktu untuk melamun.” Itulah yang disampaikan Subardi, kala ditanya tentang kesibukannya selama pandemi dalam program “Jagongan Wakil Rakyat Tribun Jogja Podcast.” Politisi Partai Nasdem yang akrab disapa Mbah Bardi itu mengaku menyesuaikan waktu selama pandemi untuk tetap produktif.
“Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Menjaga keseimbangan tubuh menjadi penting,” kata Anggota DPR RI itu mengawali dialog podcast, Senin, (20/9).
Dampak ekonomi di masa pandemi memang diraasakan oleh seluruh masyarakat. Subardi prihatin dengan kondisi ekonomi yang serba merepotkan. Harus diakui, jumlah penganggugran meningkat dan angka kemiskinan naik. Namun ada satu sisi yang menjadi hikmah di tengah pandemi, yakni peluang pasar online bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM). Menurut Subardi, sektor usaha kerakyatan ini akan terus tumbuh asal penjual mampu beradaptasi sekaligus berinovasi memanfaatkan marketplace yang memiliki ratusan juta pengguna.
Subardi mencontohkan, dampak pandemi sempat memukul usaha yang digeluti putranya, yakni usaha gudeg. Di awal pandemi, usaha gudeg yang berjalan lebih dari 10 tahun itu harus merugi dan terpaksa menutup beberapa outletnya di Yogyakarta. Tetapi, perlahan usaha itu kembali bangkit setelah berjualan di berbagai marketplace dengan kemasan kaleng.
“Ada konsumen Jakarta mau rapat, pesen gudeg dari Yogya 400 pax, langsung dikirim jebret. Toko keliatan sepi tapi omset ada, jadi bisa hidup,” ungkapnya.
Meski demikian, usaha gudeg putranya tidak serta merta langsung eksis di jagat maya. Perlu penyesuaian produk dengan permintaan konsumen. “Harus disiapkan packaging yang menarik serta menjamin gudeg dikemas dengan higienis, menggunakan sistem vakum supaya produk tetap awet hingga pengiriman ke luar daerah,” tuturnya.
Apa yang dicontohkan Subardi merupakan satu dari sekian banyak kisah sukses pelaku UMKM di tengah berkembangnya platform online. Berdagang pun tidak harus memiliki toko fisik lagi. Namun, menurutnya harus disiapkan pula strategi digital marketing sebelum benar-benar serius menggeluti usaha online. Ikut pelatihan misalnya.
Sebelumnya pada awal Agustus 2021 Subardi menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM DIY untuk melatih pelaku UMKM pemula dengan materi digital marketing. Format pelatihan digelar dengan tatap muka dan berlangsung selama tiga hari. Sederet mentor dari “pemain besar” UMKM online hadir di tengah peserta.
Mengapa strategi digital marketing itu penting? Karena seakan menjadi hukum alam, bahwa saat penjual masuk di pasar online, maka ia tidak boleh alergi terhadap strateginya. “Sehingga tidak ada UMKM yang penting bisa jualan online,” terangnya.
Strategi digital marketing akan mencetak pelaku UMKM untuk pandai mengelola produksinya agar selaras dengan permintaan pasar online. Subardi pun berpesan agar pelaku UMKM yang belum masuk pasar online jangan ragu untuk memulai usahanya.
“Harus berani berusaha, jangan terlalu banyak pertimbangan yang memberatkan. Sepanjang kualitas baik, kemasan bagus, strategi pemasaran bagus, dan produk higienis, saya yakin penjualannya akan bagus meskipun dari rumah,” tandasnya. (NK).