Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X apresiasi atas peresmian klinik kesehatan Intibios lab, klinik dan farmasi di Yogyakarta. Kehadiran layanan kesehatan ini dinilai sebagai sebuah pemenuhan layanan kesehatan bagi masyarakat DIY yang kini didominasi jumlah lansia sebanyak 14,6% dari total penduduknya. Jumlah ini diakui Sultan membuat kebutuhan fasilitas kesehatan DIY terus meningkat.
“Saya kira memang klinik kesehatan yang sudah ada itu masih kurang karena kesadaran masyarakat mulai tinggi. Jadi mereka yang datang ke lab ini memang luar biasa. Kesadaran warga masyarakat untuk menjaga kesehatan makin tinggi. Bagus,” papar Sri Sultan saat hadir dalam Grand Launching Laboratorium Intibios, Senin (14/11) di Jl. Diponegoro, Jetis Kota Yogyakarta.
Sri Sultan Secara khusus meminta Intibios untuk lebih ramah terhadap konsumen Lansia. Ia menggambarkan di DIY terdapat 1 pekerja aktif menanggung setidaknya dua mulut (lansia) tambahan. Tantangan ini tentu tidak hanya memberatkan bagi perekonomian, namun juga kesehatan. Menurut Sultan, DIY butuh investasi kesehatan termasuk saat ini dengan menerima kehadiran Laboratorium Intibios untuk berkembang di DIY.
“Kami ini meningkatkan investasi, tapi investasi yang memang masyarakat Jogja bisa menikmati, bukan investasi untuk keuntungan pemegang modal saja,” jelas Sri Sultan.
Sementara Anggota DPR RI dari Dapil Yogyakarta, Subardi mengatakan, kehadiran Intibios di Yogyakarta akan membantu upaya deteksi dini maupun penanganan cepat dari setiap masalah kesehatan. Layanan ini memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan yang terintegrasi, mulai dari klinik, laboratorium, hingga farmasi. Ia menilai jika masalah kesehatan bisa diantisipasi maupun ditangani dengan pemeriksaan yang baik, masyarakat akan lebih sehat dan produktif.
“Ini bagus sekali. Kalau ancaman kesehatan teratasi, masyarakat jadi lebih produktif. Ekonomi kita perlahan bangkit. Kita memang butuh penguatan sektor kesehatan melalui perkembangan teknologi,” terang legislator asal Sleman itu.
Penguatan sektor kesehatan memang butuh kolaborasi. Menurut Subardi, tanpa kolaborasi, ketahanan kesehatan sulit terbentuk karena tidak semua daerah memiliki fasilitas kesehatan modern. Keterlibatan kalangan profesional seperti Intibios akan menjawab tantangan kesehatan saat ini.
“Dengan kolaborasi, sektor kesehatan kita lebih siap menjawab tantangan maupun ancaman. Kolaborasi juga membuat layanan kesehatan lebih merata,” kata mbah Bardi yang turut meninjau fasilitas terbaru Intibios.
Owner Intibios, Enggartiasto Lukita mengatakan Intibios lahir atas permintaan Presiden Jokowi agar semua pihak merespon pandemi Covid-19. Dalam perjalanannya, Intibios terus berkembang dari semula fokus melayani laboratorium Covid-19, kini menjadi laboratorum, klinik dan farmasi.
“Kami berkembang dan juga melayani medical checkup. Deteksi dini adalah suatu langkah yang jauh lebih penting. Apalagi di Yogyakarta 14 persen adalah lansia. Kami akan memberikan prioritas kepada mereka,” kata Enggar.
Secara khusus Enggar mengajak agar masyarakat terus menjaga kesehatan. Kehadiran Intibios bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat termasuk para wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Mantan Menteri Perdagangan era Kabinet pertama Jokowi itu mendukung langkah Pemprov DIY untuk memperkuat sektor kesehatan dalam rangka pemulihan ekonomi.
“Dengan demikian, tingkat kesehatan akan meningkat. Kami akan hadir dan berbuat yang terbaik, sesuasi motto kita yakni ‘Akurat dan Terpercaya,” jelasnya. (NK).