Momentum hari raya Idul Fitri di Indonesia selalu dihiasi dengan tradisi saling bermaafan dan silaturahmi. Tradisi ini sangat baik untuk memupuk rasa persatuan bangsa, sebagaimana dimuat dalam sila ketiga Pancasila.
“Kita bersyukur memiliki tradisi kuat dalam hari raya Idul Fitri. Jutaan orang mudik untuk merayakan tradisi ini. Sebuah tradisi tahunan yang bisa memperkuat rasa persatuan kita,” kata Anggota MPR RI Subardi, saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar bangsa di Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, DIY, Minggu (1/5/2022).
Menurut Subardi, tidak semua negara memiliki tradisi kuat dalam perayaan Idul Fitri. Di Indonesia, momentum Idul Fitri yang di dalamnya terdapat tradisi mudik, merupakan satu periode dimana terjadi mobilisasi massa yang paling besar setiap tahun. Mudik sebagai tradisi kultural sejak puluhan tahun juga merupakan momentum perputaran uang yang cepat dari pusat ke daerah. Tradisi ini juga menjadi titik ukur keberhasilan pembangunan di bidang infrastruktur dan perhubungan.
“Dari Idul Fitri, satu program pembangunan bisa diukur keberhasilannya. Jadi wajar kalau ada program pembangunan dikejar untuk momentum mudik. Pembangunan yang substansinya juga mendukung semangat sila ketiga itu,” jelasnya.
Agenda sosialisasi 4 Pilar bangsa dihadiri oleh masyarakat sekitar. Sebagian merupakan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya. Hadir pula perwakilan pemuka agama setempat. Di hadapan peserta sosialisasi, Subardi meyakini bahwa perayaan Idul Fitri akan terus meningkatkan citra bangsa (nation branding) sebagai bangsa berideologi Pancasila.
Anggota DPR RI itu juga menilai, 4 Pilar yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, adalah fondasi pembangunan bangsa. Tradisi maupun perayaan hari besar keagamaan patut dirayakan dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Saya mengajak kita semua, mari kita rakayan Idul Fitri dengan semangat Persatuan Indonesia,” tutup Ketua DPW NasDem DIY itu. (NK).