23.8 C
Yogyakarta
Selasa, Desember 3, 2024

Wagini, Wanita Lumpuh asal Kulonprogo kini Dirawat di RS

Anggota Komisi II DPR RI, Subardi memenuhi janjinya pada Muhammad Wahid (8), bocah asal Kulonprogo yang merawat ibunya, Wagini (40) yang menderita lumpuh. Subardi melalui rumah aspirasinya di Kulonprogo membawa Wagini ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang, Sentolo, Kulonprogo, Selasa (1/3).

“Tanggal 24 Februari lalu saya datang ke rumah Wahid sekaligus membawa dokter. Saat itu saya janji kepada Wahid, minggu depan (hari ini) akan membawa ibunya ke rumah sakit untuk dirawat. Saya tepati. Sekarang diurus oleh Rumah Aspirasi saya disana,” ucap Subardi, Selasa (1/3).

Subardi melalui Rumah Aspirasinya menjemput Wagini ke rumahnya di Padukuhan Sambiroto, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo menggunakan ambulance miliknya secara gratis. Begitupun dengan urusan administrasi hingga pemanfaatan BPJS, semuanya ditanggung oleh Subardi.

“Ambulance sudah di Kulonprogo. Urusan administrasi sudah diselesaikan, tinggal perawatan bu Wagini secara intens akan dikawal terus oleh koordinator rumah aspirasi saya di Kulonprogo,” tambah Wakil Rakyat dari Dapil DIY itu.

Setiba di RSUD, Wagini yang ditemani Wahid langsung ditangani oleh pihak medis. Wagini diketahui menderita Myasthenia Gravis (MG), sebuah penyakit autoimun yang menyebabkan gangguan neuromuskuler, yaitu kondisi yang menyebabkan kerusakan sistem otot dan saraf. Penyakit ini diderita Wagini sejak 2014. Kondisinya kian parah hingga pada awal 2021, kaki dan sebagian tubuhnya lumpuh.

Pihak RSUD Kulonprogo merekomendasikan Wagini untuk dirujuk di RS Sardjito Sleman karena keterbatasan alat operasi. Informasi ini didapat Subardi berdasarkan laporan dari koordinator Rumah Aspiranya.

“Saya dapat kabar terbaru kalau bu Wagini harus dirawat di Sardjito. Saya minta rumah aspirasi untuk tetap mengawalnya. Ini komitmen kemanusiaan saya agar bu Wagini disembuhkan,” jelasnya.

Sebelumnya, kondisi memprihatinkan Wagini yang lumpuh tersebar luas di media sosial. Wahid sang anak, menjadi “kaki tangan” Wagini. Ia hidup sebatangkara. Sang ayah telah lama pergi meninggalkan keluarganya sejak Wahid masih balita. Wahid merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya, Iwan Nursalam (14), jarang di rumah karena bekerja mencari kelapa.

Wahid terpaksa jarang bersekolah, meski tercatat sebagai siswa kelas 2 di SD Negeri Sambiroto. Sejak menderita lumpuh, Wahid merawat sang Ibu mulai dari bersih-bersih, mencari kayu bakar, memasak, hingga ikut menjual kelapa. Sehari-hari bocah pendiam itu kehilangan waktu bermain bersama teman-temannya. Ia hanya bisa bermain tak jauh dari rumahnya agar bisa memantau sang ibu.

“Bakti Wahid kepada sang ibu sungguh membuat saya kagum,” kata Subardi saat datang menjenguk Wagini ke rumahnya. (IS).

Tegar. Wahid terus “menempel” ibunya sebelum pemeriksaan medical check up di RSUD Kulonprogo.

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles