Teknologi sangat penting dimanfaatkan untuk mendukung produktivitas pertanian. Itulah yang disampaikan Anggota DPRD DIY dari Partai NasDem, Widi Sutikno saat menghadiri acara Solusi Teknologi Petani Milenial di Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (25/12). Menurutnya perkembangan teknologi dibutuhkan tidak hanya di dunia informasi dan komunikasi. Sektor pertanian pun butuh sentuhan teknologi seiring masifnya era teknologi modern.
“Contohnya, produksi pertanian dalam ruangan. Ada juga ‘urban agriculture’ di perkotaan. Dalam skala besar ada teknologi pencahayaan buatan, kontrol sistem irigasi dan kamera monitoring jarak jauh. Teknologi mutlak dibutuhkan pertanian untuk hasil yang maksimal,” kata Widi disaksikan oleh petani, penyuluh pertanian dan jajaran dinas pertanian.
Dalam kesempatan itu, Widi menyaksikan langsung pemanfaatan teknologi pesawat nirawak atau drone. Drone digunakan untuk pemeliharaan tanaman, seperti menyemprot cairan nutrisi dan pengendalian hama penyakit. Drone yang digunakan tidak seperti yang digunakan oleh fotografer. Dimensinya lebih besar sekitar 1.000 cm x 800 cm. Berat lepas landas sekitar 50 kg dan mampu mengangkat beban cairan seberat 24 liter.
“Petani disini pakai drone untuk pengembangan tanaman organik beras merah dan hitam. Ini luar biasa. Petani jadi adaptif dengan teknologi,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman tahun 2013-2017 itu.
Widi juga apresiasi banyaknya petani milenial di Sumberharjo. Kehadiran petani milenial diyakini lebih efektif untuk meningkatkan jumlah produksi, sekaligus menjaga kualitas produksi karena pemanfaatan teknologi.
“Dengan teknologi, pertanian menjadi hal yang menarik untuk ditekuni anak-anak milenial,” jelas Anggota Komisi Pertanian DPRD DIY itu.
Teknologi pertanian mengubah cara-cara manual dan konvensional menjadi serba praktis. Widi menilai, selain drone, teknologi pertanian akan terus berkembang seiring perkembangan revolusi industri 4.0. Hanya saja, penggunaan alat-alat mesin pertanian dengan sentuhan teknologi perlu pelatihan khusus. Widi optimis, ini menjadi peluang karir bagi anak-anak milenial di bidang pertanian.
“Sistem otomasi dalam teknologi pertanian memang rumit, tetapi itu bidangnya milenial. Mereka melek teknologi. Ini yang perlu didorong agar sektor pertanian juga menjadi potensi baru bagi kaum milenial,” tutup Widi. (NK).