27 C
Yogyakarta
Sabtu, Desember 14, 2024

NasDem Desak Pemkab Kulonprogo Tinjau Ulang Program Pemulihan Ekonomi

Kabupaten Kulonprogo saat ini tengah ‘dilanda’ lonjakan angka kemiskinan. Penyebabnya karena banyak warga yang kehilangan pekerjaan selama pandemi. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik tahun 2020, angka kemiskinan absolut di Kabupaten Kulonprogo mencapai 78.060 jiwa.

Apa yang dialami masyarakat Kulonprogo direspon serius oleh Anggota DPRD Kabupaten Kulonprogo, Nasib Wardoyo. Menurutnya Pemerintah Kabupaten Kulonprogo lamban dalam memetakan masalah. Program pemulihan ekonomi yang didalamnya terdapat bantuan sosial dianggap tidak efektif karena tidak berbasis data riil di lapangan. Berbagai temuannya antara lain pemberian bantuan tidak tepat sasaran dan tidak merata.

“Saya berharap Pemkab Kulonprogo meninjau ulang program pemulihan ekonomi serta mengevaluasi penyebaran bantuan sosial,” tegas Legislator dari Partai NasDem itu, Minggu (4/4).

Soal program pemulihan ekonomi, menurutnya tidak seharusnya Pemkab mengandalkan bantuan sosial. Ada yang lebih bermanfaat dari bansos, yakni dengan mengajak investor menghidupkan industri padat karya. Misalnya, mempercepat pembangunan Kawasan Industri Sentolo seluas 4.796 hektare.

“Jadi Pemkab Kulonprogo harus berpikir strategis. Tarik investor, mudahkan birokrasinya, layani perizinannya, bangun infrastrukturnya. Kalau ini cepat dilakukan, efeknya lebih besar daripada bagi-bagi bantuan sosial,” jelasnya.

Lantas, bagaimana cara menarik investor? Nasib menilai, caranya dengan strategi jemput bola serta ‘menjual’ berbagai potensi yang dimiliki Kulonprogo. Keberadaan Bandara Yogyakarta bisa menjadi daya tawar tersendiri. Apalagi saat peresmian oleh Presiden Joko Widodo, 8 Agustus 2020 lalu, Presiden menyebutnya sebagai Bandara terbaik di Indonesia dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun.

“Jemput bola, jual potensi daerah agar investor datang. Pemkab itu motornya pembangunan. Itu kan sudah ada kawasan ekonomi Sentolo, nah harus cepat diurus. Potensinya luar biasa dapat menyerap ribuan tenaga kerja,” katanya.

“Saya khawatir kalau hanya mengandalkan bantua sosial, masyarakat akan cenderung berpangku tangan karena tidak ada peluang kerja,” tambah Legislator dari Dapil I, Temon, Wates, dan Panjatan itu. (AU).

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles