Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta dari Partai NasDem, Widi Sutikno mengajak seluruh sektor pendukung Pariwisata di Jogja tidak lengah dengan protokol kesehatan, meski saat ini program vaksinasi terus bergulir. Pernyataan Widi disampaikan dalam dialog pencegahan Covid-19 di bidang Pariwisata DIY bersama dengan Rose Sutikno selaku Kabid Industri Pariwisata Dinas Pariwisata DIY beberapa waktu lalu. Menurut Widi, pengertian tidak lengah bukan berarti industri Pariwisata dihambat, tetapi dipantau ketat.
“Kalau perilakunya (pelaku wisata) berperilaku seperti tidak ada covid, (program vaksinasi) ini tidak ada artinya. Makanya kita harus ketat dan taat. Jangan lengah,” kata Anggota Komis B DPRD DIY itu, Kamis (4/3).
Dalam kesempatan itu Legislator dari Dapil 3 Sleman juga mendukung program CHSE di seluruh sektor pariwisata. CHSE adalah penerapan protokol kesehatan berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Program yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini menjadi standar protokol pencegahan covid sekaligus upaya menciptakan ruang aman dan nyaman di lingkungan obyek wisata.
“Saya sebagai pengawas di tingkat provinsi sangat mendukung program CHSE. Covid yang sudah berulang tahun pertama ini jangan sampai berulang tahun yang kedua. Ayolah normatif saja (sesuai aturan), teman-teman PHRI menerapkan itu, pengelola obyek wisata juga. Jangan kami yang ketat yang lain tidak ketat,” tegasnya.
Penambahan Kasus Positif Harian Capai 228 Kasus
Sementara Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY sebanyak 228 kasus sehingga total positif menjadi 28.574 sampai dengan Kamis (4/3).
Berty mengungkapkan, kasus terkonfirmasi Covid-19 menurut domisili, adalah Kabupaten Sleman dengan penambahan 71 kasus, Kota Yogyakarta bertambah 55 kasus, Kabupaten Kulonprogo bertambah 44 kasus, Kabupaten Bantul tambah 42 kasus dan Kabupaten Gunungkidul tambah 16 kasus.
Sementara laporan pasien sembuh mencapai 280 pasien sehingga total 22.755 orang dinyatakan sembuh. Pasien sembuh ini terdiri atas Kota Yogyakarta 24, Bantul 81 orang dan Kulonprogo 24 orang. Sedangkan dari Gunungkidul ada 17 orang dan Sleman 134 orang. “Untuk pasien meninggal ada penambahan lima sehingga total ada 698 kasus kematian,” katanya.
Menurut Berty, rincian data positif ini berdasar tracing kontak kasus positif sebanyak 148 kasus, pemeriksaan mandiri sebanyak 40 kasus, skrining karyawan kesehatan 2 kasus dan perjalanan luar daerah 3 kasus. “Sementara 35 kasus lainnya belum diketahui riwayat keterpaparannya,” katanya. (AU).