21.9 C
Yogyakarta
Sabtu, Juli 27, 2024

Produsen Tahu Tradisional Terima Bantuan Mesin Uap

Para pembuat tahu tradisional di Krapyak, Margoagung, Seyegan, Sleman, kini semakin cepat dalam pembuatan tahu. Kelompok industri tahu rumahan ini mendapat bantuan mesin Boiler atau mesin Ketel Uap hasil bantuan dari Anggota DPR RI Subardi.

Koordinator pembuat tahu Krapyak, Wardani, mengaku senang mendapat bantuan mesin uap. Bila sebelumnya pembuatan tahu dilakukan manual dan memakan waktu berjam-jam, kini dengan mesin tersebut, proses perebusan tahu hanya sekitar 15 menit. Produksi tahu lebih cepat dan hemat bahan bakar.

“Mesin ketel uap ini enak, gampang pakainya, prosesnya cepat. Bahan bakar hanya dipakai waktu pembuatan uap saja. Lebih hematlah dibanding sebelumnya,” kata Wardani saat ditemui di lokasi, Sabtu (17/2).

Pembuat tahu Krapyak bercerita, sebelum bantuan ini diterima, mereka didatangi Subardi. Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem itu menyerap aspirasi dari kelompok pembuat tahu. Mereka mengaku ingin bantuan mesin. Sejauh ini pembuatan tahu selalu dilakukan manual sehingga memakan waktu lama dan biaya produksi yang relatif mahal.

“Berapa bulan lalu pak Subardi kesini, ditanya butuhnya apa. Saya jawab mesin pak biar cepat bikin tahu dan bisa dipakai bersama,” terang Wardani.

Menurut Wardani, Subardi bukan orang baru di kelompoknya. Kalurahan Margoagung merupakan tempat tinggal Subardi di masa kecil. Bahkan hingga saat ini masih ada teman kecil Subardi yang masih aktif sebagian pembuat tahu.

“Pak Subardi kan memang orang sini. Sampai sekarang masih ada teman masa kecil pak Subardi, masih rajin bikin tahu setiap hari,” jelasnya.

Terpisah, Subardi mengatakan bantuan mesin uap untuk meningkatkan produksi tahu. Melalui bantuan ini ia berharap produksi tahu Krapyak bisa lebih banyak lagi, lebih luas pemasarannya, dan lebih bagus kualitasnya.

“Tahu Krapyak menjadi mata pencaharian masyarakat disini. Harapan saya mereka lebih sejahtera. Produksinya semakin banyak, bisa tembus pasar yang lebih luas lagi,” kata legislator dari Dapil Yogyakarta itu.

Di Padukuhan Krapyak Kalurahan Margoagung, sentra produksi tahu memang dikenal sejak turun temurun. Kini, para pembuat tahu merupakan generasi ketiga dan keempat. Terdapat sekitar 150 tenaga kerja pembuat tahu. Mereka dibagi per kelompok yang terdiri dari beberapa rumah. Dalam sehari rata-rata tiap rumah memproduksi 30 kg kedelai menjadi tahu. Hasil produksi ini kemudian dijual di pasar-pasar tradisional. (NK).

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles