31.4 C
Yogyakarta
Sabtu, Juli 27, 2024

Sektor Pertanian “Bamper” Perekonomian Nasional

Kinerja sektor pertanian selama pandemi terus membaik dan terjaga. Dibawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), ekonomi pertanian tetap tangguh dihantam badai pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.

Hal ini disampaikan Ketua DPW NasDem DIY Subardi saat menyambut Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kulonprogo hingga turut mendampingi kunjungan kerja ke Kabupaten Temanggung, baru-baru ini. Subardi menilai, kinerja Mentan sukses membawa sektor pertanian menjadi penyangga atau bamper perekonomian dimasa Covid-19.

“Kita semua apresiasi, Mentan kita hebat, para petani kita juga hebat. Mereka tangguh. Terbukti sektor ini menjadi bamper ekonomi nasional disaat sektor lain melemah bahkan minus,” kata Subardi, Jumat (22/10).

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik, pendapatan domestik bruto (PDB) sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,24% di kuartal ke II tahun 2020. Tren pertumbuhan sektor pertanian berlanjut di tahun kedua pandemi atau memasuki semester I 2021, di mana baik secara data maupun faktualisasi di lapangan semuanya berjalan dalam kendali dan terus meningkat. BPS menyebut sharing pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha untuk kuartal II-2021 pertanian masih tumbuh 14,27 persen.

Begitu juga dengan capaian ekspor di sektor pertanian. Kuartal I tahun 2021 tumbuh 40,29 persen menjadi Rp 277,95 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara keseluruhan, BPS mencatat sepanjang tahun 2020 sektor pertanian mampu tumbuh 1,75 persen.

Bagi Subardi, capaian ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi nasional. Pengendalian ekonomi di sektor pertanian menjadi contoh optimisme menyongsong pemulihan perekonomian ke depan. Bahkan, kekhawatiran terjadi krisis pangan selama pandami tidak terbukti sama sekali.

“Statistik mencatat sektor pertanian tidak pernah minus, justru tumbuh terus. Seolah sektor ini kebal dari dampak pandemi,” kata Anggota Komisi VI DPR RI itu.

Perekonomian nasional sempat mengalami dua kali kontraksi berupa pertumbuhan negatif dibawah 0% selama 2 kali berturut-turut. Saat itu, Indonesia dinyatakan resesi ekonomi. Namun, di tengah membaiknya sektor pertanian, Subardi meyakini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

“Saya meyakini, reformasi dan perbaikan tata kelola pertanian akan membawa kesejahteraan petani,” tutupnya.

Related Articles

- Advertisement -spot_img

Latest Articles