Anggota Komisi VI DPR RI F-NasDem, Subardi menyerahkan bantuan 2.000 bibit kelapa jenis Genjah Entok kepada masyarakat Kalurahan Hargowilis, Kapanewaon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Senin 26/7. Penyerahan secara simbolis ini diwakili tim dari Subardi Center, Anggota DPRD DIY F-NasDem dan dihadiri perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo beserta Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Perwakilan Subardi Center, Aulia Reza menuturkan, bantuan ini berhasil disalurkan karena aspirasi masyarakat Hargowilis diajukan Subardi kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Subardi yang duduk di Komisi VI memang tidak bermitra dengan Kementerian Pertanian, tetapi kewajiban sebagai wakil rakyat membuat program ini dikawal langsung oleh Subardi yang turut didukung oleh Menteri Pertanian.
“Pak Subardi mengatakan kewajiban Wakil Rakyat harus mampu mewujudkan apa kehendak rakyat. Aspirasi ini dikawal betul dan Pak Menteri mendukungnya. Menteri Pertanian tahu bahwa bantuan ini sangat diharapkan masyarakat yang ingin perkebunan kelapa disini lebih maju,” kata Aulia yang juga anggota Dewan Pakar DPW NasDem DIY itu.
Bantuan bibit kelapa Genjot Entok dinilai cocok di lahan dataran rendah dan beriklim kering basah seperti di daerah Hargowilis, Kapanewaon Kokap, Kulonprogo. Keunggulannya, kelapa jenis ini mampu berbuah cepat dan lebat/banyak. Potensi inilah yang diyakini Subardi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui sektor perkebunan.
“Ini bentuk keberpihakan Subardi kepada para petani di Kulon Progo,” tambahnya.
Sementara menurut Anggota DPRD DIY F-NasDem Widi Sutikno, bantuan bibit kelapa tidak akan berhenti disini. Pihaknya akan mengembangkan program ini dengan pendampingan seperti pengelolaan bibit, pelatihan kepada petani muda, pemasaran hasil perkebunan dan juga bantuan alat pertanian. Menurut mantan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman itu, sektor perkebunan dapat berkembang jika sistemnya dikelola secara terpadu.
“Kami juga berencana membantu pengadaan alat pendukung pertanian. Jadi sistemnya terpadu, mulai dari bibitnya, pelatihan, pemasaran, dan nanti bantuan alat pertaniannya. Kalau dikelola dengan sistem terpadu, bukan tidak mungkin dari sini lahir pengusaha bidang perkebunan dengan memanfaatkan pasar yang lebih besar,” jelas Widi. (DN-IS).