Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Kabupaten Sleman menerima kunjungan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS kabupaten Sleman, di kantor Surana Center, Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Dalam pertemuan itu, hadir Ketua DPD PKS Sleman, Indra Gumilar berserta jajarannya.
Pihak NasDem turut dihadiri oleh Surana selaku Ketua DPD Sleman, Dwi Yulianto dan Mahendra selaku Sekretaris dan Bendahara DPD Sleman. Menurut Surana, silaturahmi poltik ini perlu dirajut oleh partai politik dalam rangka memperkuat pilar-pilar demokrasi.
“PKS dan NasDem memiliki kesamaan pandangan dalam memperkuat demokrasi di Sleman. Kami ingin peran partai politik menjadi arus utama dalam mendukung maupun mengawal pembangunan daerah karena fungsi partai adalah wadah aspirasi,” kata Surana, baru-baru ini.
Saat ditanya apakah agenda ini bermuara kepada kontestasi politik, Surana membantahnya. Legislator Sleman tiga periode itu menilai kontestasi politik masih jauh. Ia ingin fokus membentuk citra partai sebagai lembaga yang inklusif, tidak elitis.
“Kontestasi politik masih tiga tahun lagi. Kami ingin fokus menguatkan citra partai yang inklusif, terbuka bagi semua aspirasi. Parpol tidak boleh elitis hanya mementingkan kelompoknya saja,” tegasnya.
Sikap inklusif dalam partai politik dinilai perlu ditunjukkan kepada masyarakat. Alasannya karena partai politik mendapat legitimasi dari masyarakat melalui perhelatan Pemilu. Khusus di Sleman, Surana merasa partai politik harus lebih berperan dengan melibatkan semua kekuatan, termasuk dengan lintas partai.
“Silaturahmi ini menegaskan bahwa parpol bisa berjalan bersama. Kami mendukung program-program Pemda yang pro-rakyat, tetapi juga dapat bersikap kritis-konstruktif menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Itulah peran parpol agar demokrasi menghasilkan pembangunan yang bermanfaat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, PKS dan NasDem saling bertukar cendera mata sebagai simbol kebersamaan. Ketua PKS Sleman, Indra Gumilar juga memperkenalkan kepengurusannya yang baru terbentuk pasca Rakerwil PKS bulan Maret lalu. (NK).
