Sebagai daerah wisata yang terdiri dari usia produktif, data Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat terdapat 270.000 pelaku UKM yang terdata di Sistem Pembinaan Koperasi dan Pelaku Usaha (Sibakul). Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah, DIY memiliki prospek cerah. Optimisme itu disampaikan Subardi saat menjadi pemateri diskusi publik tentang Manfaat Pembentukan Holding Ultra Mikro Bagi Keberlanjutan Usaha, di Timbulharjo, Sewon, Bantul, (22/12).
“Stategi holding turut didukung Komisi VI DPR. Seluruh fraksi di Komisi VI sepakat untuk merancang BUMN lebih leluasa melaksanakan tugas pemerintah di bidang pemberdayaan ekonomi kecil,” kata Subardi.
Dalam kesempatan ini, para pelaku UMKM mengikuti pelatihan dan pengembangan bisnis. Kegiatan ini digelar atas kerja sama kemitraan Subardi dengan PT Perhutani.
Subardi menjelaskan, keyakinannya akan prospek cerah sektor UMKM karena kini ada layanan modal usaha dari Holding BUMN ultra mikro. Tiga entitas holding ultra mikro terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Berdasarkan data dari Kementerian BUMN hingga akhir Agustus 2022, jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas holding ultra mikro mencapai 23,5 juta dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp.183,9 triliun. Target pada tahun 2024 pembiayaan holding menjangkau 29 juta nasabah.
Subardi menyadari bahwa memajukan UMKM butuh proses, sebagaimana dalam dunia pendidikan para pelajar harus terus berproses agar naik kelas. Melalui berbagai pelatihan, Ketua DPW NasDem DIY itu optimistis pelaku UMKM akan mampu meningkatkan keterampilannya seiring berkembangnya pasar.
“UMKM harus naik kelas. Harus mampu upgrade levelnya. Dengan hadirnya Holding, saya yakin UMKM di DIY punya prosek baik karena didukung penuh oleh DPR, Kementerian terkait, hingga Pemerintahan daerah,” terang Ketua DPW NasDem DIY itu. (NK).
