Fenomena Judi Online belakangan mencuat usai Kepolisian menetapkan 11 tersangka dari pegawai Kementerian Informasi dan Digital. Selain Judi Online, bahaya yang tak kalah dahsyat adalah Pinjaman Online (pinjol). Hal ini ditegaskan Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Subardi saat Rapat Dengar Pendapat bersama Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara, di Komisi VI DPR RI.
“Ini menjadi satu perhatian Himbara, Pinjol sangat meresahkan. Banyak masyarakat tergiur Pinjol karena minim literasi keuangan. Sasarannya banyak masyarakat bawah,” kata Subardi saat rapat di Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, (13/11/2024)
Subardi mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan, bahwa angka pembiayaan Pinjol mencapai 74,48 triliun per September 2024. Dari data ini, laba industri Pinjol melesat 66,15 persen menjadi Rp806,05 miliar dibanding periode yang sama di tahun 2023.
“Angka ini menunjukkan betapa tingginya ketergantungan masyarakat terhadap Pinjol,”
Menurut Subardi, faktor kemudahan dan kecepatan akses membuat masyarakat lebih memilih Pinjol daripada Bank Konvensional. Fenomena ini menjadi peringatan bagi Himbara karena dikhawatirkan adanya pergeseran masyarakat kepada Pinjol. Di sisi lain, Pinjol ilegal terus bermunculan hingga banyak kasus rentenir.
“Fenomena Pinjol bisa menjadi alarm bagi bisnis pendanaan Himbara. Birokrasi di Bank yang rumit, masyarakat dikhawatirkan beralih ke Pinjol. Ini jangan diabaikan. Bahaya Pinjol membuat banyak temuan kasus bunuh diri, teror, hingga peretasan data pribadi,” terang politisi dari Dapil Yogyakarta itu.
Kasus-kasus Pinjol yang meresahkan perlu direspon serius oleh Himbara. Menurut Subardi, Himbara tidak boleh lepas tanggung jawab. Sesuai aturan, perbankan terutama Himbara wajib menjaga fiskal dan layanan pinjaman, baik berupa modal usaha, pendidikan, dan program pendanaan lainnya.
Secara khusus Subardi berharap kepada BRI sebagai Bank terbesar anggota Himbara agar menghentikan ketergantungan masyarakat kepada Pinjol. Diketahui dalam paparan RDP ini, BRI membukukan laba tertinggi diantara anggota Himbara, yakni Rp 60,4 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh 17,5 persen year on year.
“Saya berharap kepada BRI. BRI punya infrastruktur luas hingga ke desa. BRI punya agen BRIlink dan BRImo yang sudah diakses lebih dari 37 juta nasabah, kemudian yang paling diharapkan adanya kredit Ultra Mikro. Artinya, BRI telah siap untuk mengatasi Pinjol ini,” pungkas Subardi. (NK)